19 Mei 2009

Bahaya Tren Fesyen bagi Remaja

Bahaya Tren Fesyen bagi Remaja
Apabila menonton sinetron atau film yang bertemakan remaja, kita akan dapat melihat fenomena-fenomena yang sangat membuat hati kita miris, antara lain, tema ceritanya yang tak beranjak dari hubungan percintaan, para pemerannya selalu menggunakan pakaian yang modis, dan masih banyak lagi. Sebagai contoh, di dalam sinetron atau film remaja yang diperankannya itu, pemain laki-laki kebanyakan memakai baju seragam sekolah yang sering dikeluarkan dari celananya sehingga tampak kurang sedap bila dilihat. Begitu juga dengan pemain perempuannya, selain mengeluarkan baju, mereka kebanyakan memakai rok sangat pendek yang boleh dikatakan amat seksi. Bahkan, di sekolah yang tergolong suasana formal (resmi) pun mereka tetap saja memakai pakaian-pakaian yang modis tersebut. Selain seragam sekolah, banyak sekali mode-mode lain yang sangat digandrungi, terutama oleh dunia remaja, seperti, pakaian santai di rumah, pakaian travelling, dan sebagainya.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai tren pakaian yang melanda dunia remaja kita. Menurut penulis, tren pakaian yang bergonta-ganti tiap waktu bukannya membuat akibat positif, melainkan banyak sekali mengundang akibat negatif.
***
Sebagaimana telah diketahui bahwa dunia fashion dari waktu ke waktu selalu menghadirkan sesuatu yang baru. Kita tentu masih ingat celana cutbrai yang digandrungi oleh kaum Adam di tahun 70-80-an, terutama remaja. Tak lama kemudian, berganti ke model yang lain. Dari tahun ke tahun terus-menerus berganti hingga sampai pada mode yang digandrungi remaja dewasa ini adalah seperti yang digunakan oleh personel band The Changcuters: celana ketat dari atas sampai bawah. Sungguh banyak jenis pakaian, baik baju maupun celana, yang telah digandrungi oleh generasi muda kita, baik laki-laki maupun perempuan.
Pakaian merupakan salah satu mode yang sangat cepat perubahannya bila dibandingkan dengan mode-mode lainnya. Dalam waktu sebulan ke depan, mungkin saja mode pakaian yang berkembang di Indonesia akan berubah dengan beriringnya zaman dan pengaruh dari berbagai pihak, terutama dari tontonan di televisi.
Faktor dominan yang memengaruhi hal-hal di atas adalah tayangan-tayangan televisi. Maka tak jarang lagi kita lihat, sebagian besar siswa SMA (remaja) memakai pakaian ala artis. Para perempuan memakai baju seragam sekolahnya begitu ketat dengan menonjolkan lekuk tubuhnya, rok yang digunakannya pun begitu seksi (rok mini sampai paha) mempertontonkan putihnya paha, dan lain-lain. Adapun laki-laki memakai celana seragam ketat (kuncup) yang kadang-kadang celana dalam (maaf) sengaja diperlihatkan, apalagi bila mereka jongkok.
Semua itu adalah hasil imitasi yang salah dari pencarian jati diri seorang remaja. Karakteristik dunia remaja adalah mencari jati diri dan panutan. Mereka tengah mencari identitas diri dengan mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh idola. Jika panutannya salah, maka mereka pun akan terjebak dalam kesalahan.
Dr. Arif Sadiman, M.Sc., dalam tulisannya yang berjudul ”Pengaruh Televisi pada Perubahan Perilaku” mengutip laporan UNESCO (1994) bahwa pada tahun 1994 koran-koran di Singapura menyajikan hasil polling pendapat yang dilakukan pihak kepolisian kepada 50 pemuda yang terlibat aksi kekerasan. Hasilnya menyimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka itu sering menyaksikan film-film kekerasan yang ada di televisi-televisi (Jurnal Teknodik No.7/IV/Oktober/1999).
Data yang dilaporkan UNESCO di atas memang membahas hubungan antara televisi dengan tindak kekerasan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga menyangkut hubungan antara televisi dengan dunia fashion. Berbagai pengaruh dapat ‘ditularkan’ oleh televisi, misalnya, cara berbicara, tingkah laku, tindak kekerasan, dan bahkan, cara berpakaian. Hal itu disebabkan oleh televisi memadukan audio dan visual sehingga membuat para pemirsa dapat dengan cepat meniru apa yang ada di dalam tontonan televisi.
Para remaja tak ada salahnya mengikuti mode fashion yang sedang berkembang. Namun, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah apakah model pakaian tertentu yang mereka gandrungi tersebut sesuai dengan norma agama dan norma kesopanan? Apakah sesuai dengan masyarakat ketimuran kita yang masih menjunjung kesopanan?
Akibat dari salah panutan dalam cara berpakaian dewasa ini sudah banyak terjadi di masyarakat. Salah satu akibatnya yang sangat membuat hati miris adalah tindak pemerkosaan terhadap perempuan semakin marak terjadi di lingkungan kita.
Menurut penulis, sebagaimana telah penulis ungkapkan di atas bahwa tak ada salahnya untuk mengikuti mode, tetapi harus dibarengi dengan keahlian dalam menyaring perkembangan fashion tersebut. Maksudnya adalah kita jangan sembarang mengikuti arus zaman, tetapi harus pintar memilih antara yang baik dengan buruk. Yang paling penting untuk diingat adalah kesesuaian mode tertentu dengan norma yang ada di masyarakat. Agar seorang individu pintar memilih perkembangan mode pakaian antara yang baik dengan yang buruk adalah perlunya penanaman budi pekerti sejak kecil dari orang tua kepada anaknya, baik agama maupun akhlak. Dengan begitu, mereka akan memiliki ‘daya tahan’ tersendiri untuk memilih baik-buruknya suatu hasil produksi perkembangan mode pakaian.
***
Dimuat di Harian Umum Bandung Ekspres, 17 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar