21 Juni 2009

Kerajinan Topeng Kertas


***** Mardan Harzani, Perajin Topeng Kertas
Unik&Kreatif
Topeng yang menggambarkan wajah Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan M Jusuf Kalla menjadi salah satu stand yang banyak mendapat perhatian pengunjung Pergelaran Produk dan Seni dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Kota Cimahi di Cimahi Mall, Jalan Gandawijaya. Topeng tersebut sengaja dibuat untuk menyemarakkan pesta demokrasi lima tahunan.
------------------------------------------------------------
BILA diteliti, topeng tersebut terbuat dari kerta bekas semen. Siapapun yang melihatnya pasti akan tertawa, sebab karya ini sangat unik dan kreatif. Karya-karya tersebut merupakan hasil keterampilan tangan Mardan Harzani.
Selain topeng kertas berwajah para calon presiden, adapula wajah-wajah lain yang kebanyakan bergambar boneka kartun kesukaan anak-anak, seperti Spiderman, Ben7, Bobo, Mickey, dan lain-lain.
Bentuknya beraneka macam, setidaknya ada empat macam, mulai dari topeng yang paling kecil sampai yang paling besar. Harganya relatif terjangkau, seperti boneka paling kecil dijual dengan harga Rp15 ribu, agak besar Rp25 ribu, besar Rp50 ribu, dan bahkan yang paling besar bisa mencapai Rp1 juta.
"Kerajinan ini mulai saya geluti ketika 1982, waktu kerja di Palembang dulu," ujar pria yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat, Cimahi ini. Dia menambahkan, profesi ini sebenarnya perpaduan antara hobi dan keperluan. "Dulu kan gaji pegawai rumah sakit tak seberapa. Jadi saya berusaha mencari usaha sampingan dengan membuat topeng dari kertas," tambah pensiunan RSU Cibabat pada 1998 ini.
Mengenai bakat, dia mengatakan, tak tahu dari mana. "Yang jelas, anggota keluarga nggak ada yang berprofesi seperti saya sekarang," ujarnya. Itu ternyata berjalan dengan sendirinya.
"Waktu pindah dari Palembang pada 1992, saya tinggal di Ciburuy. Di sana juga berjualan topeng-topeng kertas di beberapa kawasan wisatanya," tutur pria berkacamata ini kepada Bandung Ekspres.
Usaha ini sebetulnya tidak digeluti begitu serius. Setelah pensiun pada 1998, pria yang tinggal di Cimahi Utara ini baru serius mengurusinya. Walaupun tak mempunyai modal yang besar, dia terus giat dalam membuat kerajinan tangan unik ini. Bahkan, Mardan belum mempunyai tempat khusus untuk menjual hasil karyanya ini.
"Alhamdulillah ada pameran kayak gini. Kemarin ada teman yang mengajak ikut pameran ini. Jadi saja saya ikut," ucap bapak dua orang anak ini.
Pria yang memiliki sembilan saudara ini berharap kepada berbagai pihak, terutama pemerintah terkait, untuk membantunya, terutama masalah modal. "Saya mengharapkan agar lembaga-lembaga atau pemerintah terkait memperhatikan usaha saya ini," harapnya di akhir pembicaraan dengan Bandung Ekspres, Kamis (18/6).

02 Juni 2009

Wisuda Nan Syahdu


Rabu, 27 Mei 2009
Pagi itu, langit cerah menyerubungi Kota Bandung. Panorama itu memberikan nuansa indah sekaligus memberikan pesan agar setiap individu selalu mengawali langkah dengan penuh semangat.
Pukul enam pagi, aku dan keluargaku telah keluar rumah. Kami naik mobil Carry menuju Unpad, Jalan Dipatiukur, untuk mengikuti acara-acara yang berkesan dalam kehidupanku dan keluargaku. Hari ini kami akan menghadiri acara wisuda karena aku telah menyelesaikan studiku di kampusku, almamater tercintaku.
Setelah tiba di kampus Unpad Dipatiukur, kami langsung terpisah. Aku mengiringi para wisudawan yang lain. Sedangkan kedua orang tuaku berjalan menuju para orang tua/wali wisudawan yang lain.
Ketika masuk ke dalam ruangan, suasana khidmat terjadi di sana. Suasana senang, pilu, dan syahdu bersatu padu di ruangan itu. Ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, aku merasakan seperti ketika aku duduk di bangku SD sampai dengan SMA dulu.
Namun, kini aku merasakan sesuatu yang lebih. Sungguh jauh berbeda. Ini adalah saat terakhirku berada di kampus tercintaku. Ini pula adalah kesempatan bagi diriku memberikan 'kesenangan' kepada kedua orang tuaku. Aku ber-azzam akan memberikan surprise kepada mereka di saat terakhirku berada di kampus ini. Apalagi, mereka belum tentu bisa setiap tahun berkunjung sini. Terutama disebabkan oleh tanah asalku yang sangat jauh dari sini, yaitu dari Provinsi Sumatera Selatan.
Alhamdulillah, akhirnya aku berhasil memberikan memori yang mungkin tak akan dilupakan oleh mereka. Aku dinobatkan sebagai wisudawan tercepat daripada wisudawan yang lain. Aku berhasil mencapai kelulusan di kampusku dengan waktu 3 tahun 6 bulan di usiaku yang relatif muda: 21 tahun 7 bulan.
Alhamdulillah robbil 'aalamiin...