25 Agustus 2009

Ngabuburit dengan Sepedahan


Melongok Tradisi Ngabuburit Masyarakat
Ngabuburit dengan Sepedahan
Beragam cara dilakukan oleh masyarakat untuk memanfaatkan waktu di bulan Ramadan. Salah satu cara warga menikmati bulan puasa ini dengan ngabuburit.

Pukul 16.00 WIB sore kemarin (22/8), di salah satu sudut perumahan terkenal di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, terlihat beberapa orang tengah menaiki sepeda. Perlengkapan sepeda digunakan oleh mereka, seperti, helm, baju sepeda, hingga sepatu. Jarang sekali masyarakat melakukan aktivitas olahraga saat melakukan ibadah puasa, apalagi olahraga berat seperti itu.
Namun, tidak bagi mereka yang telah terlanjur hobi dengan olahraga yang satu ini. Puasa bukanlah penghalang bagi mereka yang telah keranjingan bersepeda. Malah kegiatan bersepeda dijadikan sebagai salah satu cara untuk menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit).
Bandung Ekspres mencari tahu alasan mereka melakukan olahraga sepeda dan berhasil mewawancarai salah seorang dari mereka. Sebut saja Tatang Rohadi, pesepeda yang telah melanglangbuana menikmati hobinya tersebut.
Tatang menuturkan, kegiatan bersepeda telah mendarahdaging di jiwanya. "Baik puasa maupun tidak, saya selalu bersepeda," katanya.
Di luar bulan Ramadan, Tatang dan teman-teman lainnya yang memiliki hobi yang sama bersepeda mengatakan telah memiliki jadwal khusus. "Kami setiap seminggu atau dua minggu sekali bersepeda," ucap warga Perum Bumi Rancaekek Kencana ini.
Rute yang sering mereka lalui, ungkap Tatang, adalah Rancakek-Kiarapayung. "Selain itu, terkadang setahun sekali kami sering melakukan sepeda jarak jauh. Terakhir kami bersepeda ke Yogyakarta," sambungnya.
Rute jarak jauh yang pernah mereka tempuh, sambung Tatang, antara lain, Pangandaran, Garut, dan lain-lain. "Kami senang melakukan itu. Jarak bukanlah penghalang. Semakin jauh jarak tempuh, malah membuat kami semakin tertantang," seloroh pria berkumis ini.
Begitu pula ketika bulan Ramadan tiba, mereka tidak memberhentikan aktivitas mereka itu. Namun, untuk menjaga stamina mereka melakukan olahraga sepeda hanya jarak dekat saja, yaitu Rancaekek-Kiarapayung.
"Kami berangkat dari rumah biasanya jam empat sore. Dari sini ke Kiarapayung menghabiskan waktu selama sekitar satu jam. Setelah itu langsung pulang lagi," tutur Tatang.
"Kami tiba di rumah biasanya sekitar sepuluh menit sebelum azan maghrib berkumandang," imbuhnya.
Meskipun sedang menjalankan ibadah puasa, Tatang berharap agar seluruh umat muslim tidak melepaskan kegiatan olahraga. "Dengan begitu, stamina kita akan terjaga dan insya Allah tetap sehat," tandasnya.
"Lakukanlah olahraga yang ringan-ringan saja agar tak terlalu menguras tenaga dan tidak menyebabkan ibadah puasa kita batal," pungkasnya.

1 komentar:

  1. Wah... ga cape bersepeda di bulan puasa sobat! wilujeng ngabuburit... upami kersa ngalangkung ka bojongloa he... :)

    Salam Kenal

    Keep Blogging

    BalasHapus