25 Agustus 2009

Bermula dari Tingginya Intensitas Membaca


PROFIL MUTHMAINNAH
Bermula dari Tingginya Intensitas Membaca
Nama : Muthmainnah atau May Moon
Nama asli : Maimon Herawati
Tempat tanggal lahir : Desa Palangki, Sumatera Barat, 13 Mei 1974
Pendidikan :
S1 Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
S2 (Master of Literature) dalam bidang kajian Islamic Jerussalem Studies di University of Abertay, Dundee, Scotland, United Kingdom
Penghargaan :
Penulis favorit pilihan pembaca SKI Annida pada tahun 1997
Cerpen "Operasi Flower Mossad" meraih hadiah hiburan dalam LMCPI III
Karya-karya :
Pingkan: Sehangat Mentari Musim Semi (Syaamil, 1999)
Tembang di Padang (Syaamil, 2000)
Muara Kasih (Syaamil, 2001)
Rahasia Dua Hati (Syaamil, 2003)
Journey of the Hearts: Perjalanan Dua Hati (Sygma Publishing, 2008)
Memang, dalam kehidupan ini selalu ada sebab-akibat. Keduanya laksana dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan keberadaannya, atau bagaikan kopi tanpa gula. Jika tak ada salah satu, maka itu dapat dirasakan kurang mantap atau kurang pas. Bila tak ditaburi gula, maka kopi itu akan terasa pahit, kurang enak di lidah.
Sama halnya pula dengan proses pencairan es. Sangat mustahil bila ujug-ujug es yang tengah beku langsung mencari menjadi air. Sudah barang tentu itu perlu proses terlebih dahulu. Intinya, setiap perjalanan hidup selalu dibarengi dengan proses. Ya, itu tadi: proses sebab-akibat. Itulah kisah perjalanan hidup ini yang penuh dengan peristiwa sebab-akibat.
Begitu pula dengan kejadian atau peristiwa yang dialami oleh seorang penulis yang terkenal lewat novel seri Pingkan pada tahun 90-an ini. Penulis yang dimaksud itu adalah Muthmainnah. Beliau merupakan salah satu pendiri organisasi kepenulisan yang sudah sangat terkenal di Indonesia, bahkan telah memiliki cabang di beberapa negara, yaitu Forum Lingkar Pena.
Penulis yang sering memakai nama pena Muthmainnah atau May Moon ini mengaku tak langsung menjadi seorang penulis yang telah dikenal oleh banyak orang dewasa ini. Katanya, itu bukan tanpa sebab, melainkan ada sebab khusus yang 'menjerumuskannya' ke dunia tulis-menulis ini. Prosesnya begitu panjang. Apa itu?
Muthmainnah mengungkapkan kepada Bandung Ekspres, kegiatan menulisnya dimulai sejak dia menduduki kelas 2 SMP. Itu pun disokong penuh oleh kegiatan membacanya yang superpower ketika itu. "Saya menulis sejak kelas dua SMP waktu masih tinggal di Padang. Tepatnya ketika itu saya sekolah di SMPN 2 Padang. Kegiatan menulis itu dimulai dari kesukaan saya dalam membaca. Setidaknya tiga kali seminggu saya selalu datang ke perpustakaan, lalu meminjam buku," ucapnya ketika Bandung Ekspres berkunjung ke rumahnya di Tanjung Sari, Sumedang, beberapa waktu lalu.
Betapa tidak, ibu tiga orang ini mengutarakan, karena keasyikan membaca, hingga tak terasa seluruh buku yang ada di perpustakaan sewaktu duduk di bangku SMP dulu tersebut telah dilumat habis olehnya. "Bahkan, kartu peminjaman buku di perpustakaan tersebut habis terisi karena saya keseringan meminjam. Padahal punya teman-teman masih banyak terisi kosong," ujarnya mengenang masa lalu.
Dari hobinya mengunjungi perpustakaan, Muthmainnah pun dianugerahi sekolahnya menjadi pengunjung terbaik mengalahkan teman-temannya.
Dari membaca yang superpower, penulis yang juga dosen Fikom Unpad ini mengemukakan, timbullah perasaan ingin menulis sesuatu yang dibaca dari buku-buku tersebut untuk dituangkan ke dalam tulisan-tulisan. Katanya, ada rasa tersendiri yang mengganjal jika seseorang senang membaca, yaitu ingin mengungkapkan apa yang dibaca menjadi tulisan. Itulah yang dirasakan oleh Muthmainnah.
Kegiatan menulis pertamanya dimulai dengan menulis cerita pendek (cerpen). Itu dilakukannya terus-menerus. Kegiatan itu berlanjut hingga May Moon duduk di bangku SMA. Di bangku SMA ini, dia mulai berani mengirimkan tulisan-tulisannya ke media-media cetak, seperti, majalah, koran, dan lain-lain.
Nikmatnya bukan main ketika melihat salah satu karyanya berhasil dimuat di salah satu majalah yang terkenal dulu. "Saat itu saya mendapat honor Rp 75.000. Nikmatnya bukan main," selorohnya.
Proses menulisnya pun berlanjut saat May Moon masuk kuliah di Fikom Unpad tahun 1992. Di kampus, kegiatan menulisnya semakin terasah. Sebelum masuk kuliah, tulisannya banyak menceritakan tentang pacaran. Saat masuk kampus, pemikirannya mulai teperbaiki karena Maya Moon mendapat materi-materi dakwah di lembaga dakwah kampus. Selain belajar dan menulis, saat di kampus May Moon juga aktif di dunia dakwah.
Bermula aktif di dunia dakwah itulah, dia berhasil mengajak teman-teman akhwat yang kebetulan memiliki hobi yang sama, yaitu menulis, seperti, Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dan lain-lain, untuk membentuk organisasi kepenulisan, yaitu Forum Lingkar Pena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar