07 Juli 2009

Helvy Tiana Rosa, Menulis Bikin Kaya


Helvy Tiana Rosa, Menulis Bikin Kaya
Helvy Tiana Rosa lahir di Medan, 2 April 1970 adalah sastrawan, motivator menulis, editor dan dosen. Helvy memperoleh gelar sarjana sastra dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Gelar magister diperolehnya dari Jurusan Ilmu Susastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Sehari-hari ia adalah dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Mantan Redaktur dan Pemimpin Redaksi Majalah Annida (1991-2001) ini, tahun 1990 mendirikan Teater Bening-sebuah teater kampus di FSUI yang seluruh anggotanya adalah
perempuan, menulis naskah dan menyutradarai pementasan teater tersebut di Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Auditorium Fakultas Sastra UI serta keliling Jawa dan Sumatera.
Helvy merupakan pendiri dan Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP, 1997-2005), sebuah forum penulis muda beranggotakan lebih 7000 orang yang tersebar di 125 kota di Indonesia dan mancanegara. Bersama teman-temannya di FLP, ia mendirikan dan mengelola "Rumah baCA dan HAsilkan karYA (Rumah Cahaya)" yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Selama 11 tahun keberadaannya, bekerjasama dengan puluhan penerbit, FLP telah meluncurkan lebih dari 1000 judul buku. Karena kegiatannya yang begitu padat dan selalu memberikan 'pencerahan' kepada orang lain, The Straits Times dan Koran Tempo menyebut Helvy sebagai Lokomotif Penulis Muda Indonesia (2003). Tahun 2008, Helvy membawa FLP meraih Danamon Award--sebuah penghargaan tingkat nasional bagi mereka yang dianggap sebagai pejuang, dan secara signifikan dianggap berhasil melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar.
Tahun 1980-1990 Helvy memenangkan berbagai perlombaan menulis tingkat propinsi dan nasional. Namun menurutnya yang paling berkesan ketika 'Fisabilillah" menjadi Juara Lomba Cipta Puisi Yayasan Iqra, tingkat nasional (1992), dengan HB Jassin sebagai Ketua Dewan Juri. "Jaring-Jaring Merah" terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik Majalah Sastra Horison dalam satu dekade (1990-2000). Lelaki Kabut dan Boneka mendapat Anugerah Pena sebagai Kumpulan Cerpen Terpuji (2002), sedangkan Bukavu masuk seleksi Long List Khatulistiwa Literary Award 2008.
Istri Tomi Satryatomo serta Ibu Abdurahman Faiz dan Nadya Paramitha ini pernah terpilih sebagai Ikon Perempuan Indonesia versi Majalah Gatra (2007), Wanita Indonesia Inspiratif versi Tabloid Wanita Indonesia (2008), Tokoh Perbukuan IBF Award IKAPI (2006), Tokoh sastra Eramuslim Award (2006), Penghargaan Perempuan Indonesia Berprestasi dari Tabloid Nova dan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (2004), Ummi Award dari Majalah Ummi (2004), Muslimah Berprestasi versi Majalah Amanah (2000), Muslimah Teladan versi Majalah Alia (2006), dll. Sastrawan yang juga nominator Indonesia Berprestasi Award XL 2007 Bidang Seni Budaya ini, sering diundang berbicara dalam berbagai forum sastra dan budaya di pelosok Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Hong Kong, Jepang, Mesir, Amerika Serikat, dll.
Mantan Sekretaris DPH-Dewan Kesenian Jakarta (2003) dan Anggota Komite Sastra DKJ (2003-2006), sehari-harinya adalah dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Tahun 2008 ia terpilih sebagai Dosen Berprestasi Universitas Negeri Jakarta. Kini ia juga Ketua Majelis Penulis Forum Lingkar Pena, Direktur Lingkar Pena Publishing House, dan Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).
Helvy telah berhasil menulis puluhan buku. Beberapa cerpennya telah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris, Arab, Jepang, Perancis, Jerman,Swedia, dll. Di samping itu ia adalah editor puluhan buku dan kerap diundang sebagai juri dalam berbagai sayembara penulisan di dalam dan luar negeri.
Aktivitas menulis pastilah beraneka ragam, antara lain, menulis novel, puisi, artikel, cerpen, feature, folklor, atau bentuk-bentuk lainnya.
Beliau mulai menulis sejak kelas tiga SD. Telah banyak pula media yang berhasil Helvy tembus. Saking seringnya Helvy menulis, beliau sampai menulis cerpen atas nama teman-temannya agar cerpennya selalu dimuat di majalah.
Ada juga jurus-jurus sakti ala Helvy untuk mulai menulis seperti membaca. "Pertama, kita akan menuangkan air ke gelas orang lain. Maka gelas kita harus penuh. Kalau gelas kita kering, kita mau menuang apa?" jelas Helvy. Kedua, berlatih dengan catatan harian. Ketiga, korespondensi dengan para pakar ilmu. Keempat, berlatih deskripsi. Terakhir, bergabung dengan komunitas penulis.
Memang menulis bisa bikin kaya? Menulis bisa membuat kaya bukan kaya dalam artian kaya uang atau harta, yang dimaksud kaya itu luas. Kekayaan abadi seorang penulis adalah kekayaan gagasan, kekayaan wawasan, kekayaan jiwa, kekayaan ide, dan kekayaan imajinasi. Itulah hakikat kekayaan yang dimiliki oleh seorang penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar