07 Juli 2009

Habiburrahman El-Shirazy, Berperang terhadap Aksi Pembajakan


Berperang terhadap Aksi Pembajakan
PROFIL
Nama : Habiburrahman El-Shirazy
TTL : Semarang, 30 September 1976
Pendidikan : Alumni Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir (1999)
Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies in Cairo (2001)
Pekerjaan : Dai, novelis, dan penyair
Karya : Ayat-ayat Cinta (2004)
Pudarnya Pesona Cleopatra (2004)
Di Atas Sajadah Cinta (2004)
Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)
Dalam Mihrab Cinta (2007)
Ketika Cinta Bertasbih (1 dan 2) (2007)
Karya selanjutnya : Dari Sujud ke Sujud
Langit Makkah Berwarna Merah
Bidadari Bermata Bening
Bulan Madu di Yerussalem
Penghargaan : Pena Award 2005
The Most Favorite Book and Writer 2005
IBF Award 2006

Beberapa waktu belakangan ini, publik Indonesia disemarakkan dengan beredarnya film pembangun dan penyejuk jiwa yang bertemakan religius, yaitu film Ketika Cinta Bertasbih. Tak jarang kita saksikan di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, para penonton yang berdesak-desakan untuk menonton film tersebut.
Bahkan, suatu forum di dunia maya (salah satunya, kolega Bandung Ekspres di facebook) menyebutkan bahwa banyak sekali calon penonton yang tak kebagian tiket karena membeludaknya penonton yang juga ingin menyaksikan film tersebut. Padahal mayoritas manajemen bioskop telah menyediakan dua studio sekaligus dalam satu hari.
Film itu merupakan hasil adaptasi dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy dengan judul yang sama. Itulah versi filmnya. Versi film-meskipun masih dalam proses-tak kalah bagusnya dengan versi bukunya. Versi buku dan film sama-sama 'meledak'. Bukunya berkali-kali telah mengalami cetak ulang.
Tokoh di balik kesuksesan buku dan film Ketika Cinta Bertasbih adalah novelis asal Semarang, Habiburrahman El-Shirazy. Selain menulis novelnya, Kang Abik-sapaan akrabnya-juga merupakan konseptor film tersebut. Di samping itu, di film ini pula alumni Universitas Al-Azhar ini mengembangkan'bakat' terpendamnya dengan berperan sebagai Ustadz Musjab, seorang ulama Indonesia yang telah tinggal di Mesir.
Beliau merupakan penulis bertangan dingin. Setiap karya yang dihasilkannya selalu meledak di pasaran. Para penikmat buku selalu menunggu hasil-hasil karya berikutnya.
Kang Abik telah menghasilkan beberapa judul buku, antara lain, Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, Dalam Mihrab Cinta, Ayat-ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, dan Ketika Cinta Berbuah Surga. Semua judul buku itu menjadi sumber bacaan favorit di kalangan para pembaca.
Para pembaca mana yang tak kenal dengan sosok penulis yang tawadhu' ini? Namanya sering hadir hampir di setiap diskusi kesusastraan atau diskusi keislaman, terutama di kalangan lembaga dakwah kampus. Ya, itulah Habiburrahman El-Shirazy, sosok penulis yang suka merendah, tipe pekerja keras, dan memiliki visi-misi yang begitu kokoh.
Bandung Ekspres telah beberapa kali bertemu dengan penulis yang juga seorang dai ini. Ketika bertemu dengannya, ada satu pokok bahasan yang sangat menarik untuk diungkapkan, yaitu masalah pembajakan buku. Wah, menarik sekali!
Memang, buku-buku yang laris di pasaran selalu menjadi 'objek' bisnis yang sangat menggiurkan bagi para pebisnis buku. Dengan membajak buku laris, untung yang diperoleh oleh mereka akan berlimpah.
Coba saja kita lihat di toko-toko buku murah terkenal di Bandung, banyak sekali buku-buku laris dijual di sana dengan harga miring. Salah satu yang sering menjadi objek pembajakan adalah buku karya Kang Abik ini.
"Waktu saya berkunjung ke Medan, waduh banyak sekali buku Ayat-ayat Cinta (salah satu karyanya yang sangat laris, red) bajakan waktu (para peserta seminar, red) mau minta tanda tangan," ujarnya.
Beliau juga mengungkapkan sangat geram dengan aksi pembajakan yang melanda bangsa Indonesia. "Bangsa Indonesia telah hancur akhlaknya," komentar Kang Abik dalam suatu surat kabar.
Pria kelahiran Semarang, 30 September 1976 ini mengungkapkan, "Kepada para pembaca, saya mengharapkan agar membeli buku yang asli karena royaltinya dipergunakan untuk kepentingan dakwah juga. Dengan membeli buku-buku yang asli berarti telah membantu dakwah kita juga," nasihatnya kepada para peserta seminar ketika mengisi suatu acara di Aula PSBJ Universitas Padjadjaran.
Selain berprofesi sebagai penulis, Kang Abik juga bertindak sebagai pendiri sekaligus pengajar di Pesantren Wirausaha Basmala, Semarang. Hasil royalti dari menulis buku dan film dipergunakan untuk mengembangkan pesantren tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar